Kenaikan Tarif 32% Reciprocal Bukan Sebuah Kiamat.

Avatar subhan

Kebijakan tarif baru AS memberi tantangan besar bagi perputaran ekonomi dari hulu hingga hilir di Indonesia. Dengan tarif tambahan sebesar 32%, sektor ekspor non-migas Indonesia akan menghadapi kesulitan besar dalam mempertahankan daya saing produk-produknya. Dampak dari kebijakan tarif ini berpotensi menyebabkan depresiasi rupiah, penurunan ekspor, PHK massal, pelemahan IHSG, dan penurunan daya beli masyarakat.

Namun, dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia masih memiliki peluang untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan tarif ini. Baik pemerintah pusat maupun daerah harus segera mengambil tindakan yang tegas untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik, memperkuat sektor keuangan, dan mencari pasar alternatif untuk produk-produk ekspor Indonesia.

Ada 7 bidang yang harus diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak buruk kebijakan tarif Trump terhadap perekonomian domestik:

Memperkuat Cadangan Devisa: Mengingat ketidakpastian global yang tinggi, Indonesia harus memperkuat cadangan devisa agar bisa bertahan dari dampak fluktuasi mata uang yang lebih tajam. Selain itu, kebijakan menarik Devisa Hasil Ekspor (DHE) harus diterapkan dengan lebih serius untuk menjaga stabilitas perekonomian melalui lembaga yang sangat terlatih secara manajemen dan penerapan.

Rekalibrasi APBN: Pemerintah harus menyesuaikan anggaran negara (APBN) dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih memprioritaskan program-program yang dapat langsung meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan lapangan kerja seperti halnya segera merealisasikan program makan bergizi gratis mengingat di sana terdapat banyak bahan-bahan yang bersentuhan langsung oleh peternak dan petani.

Pengetatan Impor Barang: Pemerintah perlu mengurangi impor barang-barang yang dapat di produksi sendiri oleh perusahaan indonesia melalui bahan dan swadaya alam yang terdapat di negara sendiri dan memberantas impor ilegal melalui pembatasan suap dan satgas pengawasan peredaran produk ilegal. Langkah ini akan melindungi industri dalam negeri dan membantu mengurangi tekanan terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Perkuat Sektor Keuangan: Pemerintah harus memperkuat sektor keuangan, termasuk sektor perbankan dan pasar modal, agar Indonesia dapat bertahan dari guncangan ekonomi global. Meningkatkan likuiditas di pasar keuangan domestik akan membantu stabilitas perekonomian.

Kebijakan yang Jelas dan Realistis: Indonesia membutuhkan kebijakan ekonomi yang jelas dan realistis mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi dampak kebijakan tarif ini. Kejelasan kebijakan akan meningkatkan kepercayaan pasar dan meminimalkan ketidakpastian.
Kerja Sama dengan Negara Lain: Indonesia harus memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain, seperti negara-negara di ASEAN, Uni Eropa, India, dan Amerika Latin. Ini dapat membantu menggantikan penurunan permintaan dari pasar AS.

Memberikan nilai-nilai keagamaan : Indonesia masih memiliki banyak sekali birokrat yang belum memiliki amanah dan mindset bersyukur dalam pengelolaan keuangan pribadi. Di tambah oponi dampak negatif yang terjadi pada tahun 2030 hanya akan menambah kekhawatiran akan takutnya kemiskinan. Hal ini sangat perlu di tanamkan agar stabilitas ekonomi dan politik dapat berjalan sesuai jalan semestinya.

Tagged in :

Avatar subhan